Sudah sejak beberapa waktu lalu saya dan suami ingin memasak cumi bakar, namun baru awal tahun ini keinginan kami terwujud. Sebenarnya kami berniat membeli cumi-cumi dan bahan lainnya di pasar tradisional kecil yang terdekat, namun sepertinya saat itu cumi-cumi yang kecil sedang langka. Akhirnya kamipun membeli cumi-cumi berukuran besar yang dijual di supermarket. Ukurannya yang besar memang membuatnya lebih mudah dibersihkan dibanding cumi-cumi yang kecil.Β
Setelah dibuang ‘tulang’nya dan kotorannya, cumi-cumi tersebut saya cuci bersih dan saya rendam dengan air jeruk nipis. Selanjutnya saya membuat bumbu halus yang terdiri dari:
1. 20 siung bawang merah
2. 10 siung bawang putih
3. 3 buah kemiri
4. 5 cm kunyit
5. 5 cm jahe
6. 3 cm lengkuas
7. 2 batang serai
8. 2 sdm merica
9. 1 sdm ketumbar
10. 1 sdm jinten
11. Garam secukupnya
Saya membuat dua jenis bumbu, yang biasa dan yang pedas. Untuk bumbu pedas, saya menambahkan gula merah dan 10 buah cabai merah. Bahan bumbu biasa saya blender halus dan saya sisihkan sebagian. Sisanya saya tambahkan gula merah dan cabai merah, jadilah bumbu pedas. Kedua jenis bumbu halus ini saya tumis sebentar secara terpisah dan saya gunakan untuk melumuri cumi-cuminya. Sebelum dilumuri dengan bumbu, cumi saya isi dengan nasi matang dan bagian kepalanya saya satukan dengan bagian badannya dengan tusuk gigi. Bumbu yang tersisa saya masukkan ke dalam wadah kedap udara dan saya simpan di kulkas.
Saat saya menyiapkan cumi untuk dibakar, suami saya menyiapkan tungku untuk membakar cuminya. Tungku yang ia buat sangat sederhana, hanya menggunakan beberapa buah batako, panggangan besi dan bahan bakar batok kelapa. Di Manado orang menggunakan batok kelapa untuk membakar ikan, ayam dan sebagainya. Saat tungku siap digunakan dan bumbu sudah meresap, cumi-cuminyapun siap dibakar sampai matang. Oh iya, sebelum cuminya dibakar, saya taburkan dulu bawang goreng ke apinya agar aromanya lebih sedap.
Lalu bagaimana hasilnya? Untuk percobaan pertama membuat cumi-cumi bakar, buat kami Alhamdulillah rasanya enak. Karena daging cumi-cumi besar lebih tebal, kami masih bisa merasakan rasa asli dari cumi-cumi tersebut. Rasa bumbu dipadu rasa asli cumi-cuminya yummy sekali. Yang jadi favorit saya tentu saja cumi bakar nasi dengan bumbu pedas.
Bumbu yang saya buat masih ada, bumbu ini bisa digunakan untuk membuat ayam bakar pedas manis juga. Ayam bakar dengan bumbu pedas manis memang favorit saya. Sebelum diolesi bumbu dan dibakar, ayam terlebih dahulu dicuci bersih dan diungkep/direbus. Ini dia foto ayam bakarnya. Kalau teman-teman semua lebih suka cumi bakar atau ayam bakar?
membakar pakai batok kelapa bikin rasanya lbh maknyus mak,,aku jg pakai batok kelapa klo bakar2an,,aduuhh cumi aku suka,,ayam bakar pedas manis jg aku suka,,masih ada gak mak ? *modus*
Iya, aku awalnya bingung kenapa orang-orang Manado kok pada nggantung batok kelapa yang diuntai gitu, sempet mikir apa ada kepercayaan tertentu, ternyata oh ternyata, buat bakar ikan hihihihihi
jadi lapar..
makasih resepnya ya, udah lama gak masak cumi
Makasi sudah mampir Mak π kalau yang pedas manisnya juga baru dapet tipsnya dari tante he he
maknyoss mak :)…sy prefer cumi deh π
Saya mau dua-duanya mak kalau laper hihihihihi
saya suka dua2nyaa, kalau tinggal makan, hehe..
keliatannya enaaak π
walau belum seenak ayam bakar pedas manis favorit saya tapi ya alhamdulillah mak, bisa mengobati kangen he he
hmmm, *lap iler*
silakan tisunya buat ngelap he he, makasi sudah mampir π
buka notepad, langsung catet resepnya.. hehe..
baru pertama berkunjung langsung disuguhi cumi bakar.. ah, sedapnya..
Salam kenal ya mak.. π
salam kenal mak, makasi sudah mampir π
Salah banget ya pagi-pagi blog walking kesini. Bikin laper bangetttt. Menhgiurkan banget fotonya mak.
hik yang ngepost juga laper ini Mak
Kayaknya enak, tp sayang aku ga boleh makan yg bakar2 apalagi cumi π
wah kenapa Mak? alergi ya?